Insiden keracunan di SD Negeri Dukuh 03 Sukoharjo menjadi evaluasi penting bagi pelaksanaan program gizi sekolah. Dok: Instagram/ lamputerangofficial |
KitaNKRI.com - Insiden keracunan yang dialami sejumlah siswa di SD Negeri Dukuh 03, Sukoharjo, pada Kamis, 16 Januari 2025, membuka perbincangan mengenai pentingnya pengawasan ketat dalam program gizi sekolah.
Sekitar pukul 09.30 WIB, siswa-siswa tersebut mengalami gejala mual dan muntah setelah mengonsumsi menu yang disediakan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menu hari itu meliputi nasi putih, ayam tepung, tumis wortel tahu, buah naga, dan susu, yang disajikan untuk mendukung asupan gizi para siswa.
Namun, menurut Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, proses pemasakan ayam dalam menu tersebut diduga kurang matang, yang kemudian diakui oleh pihak Kodim 0726 Sukoharjo, pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Penanganan cepat dilakukan, dengan para siswa yang terdampak langsung diberikan obat di puskesmas tanpa memerlukan rujukan ke rumah sakit.
Meski kondisi siswa membaik, insiden ini menimbulkan kekhawatiran akan standar kebersihan dan proses pengolahan makanan yang diterapkan dalam program MBG.
Sebagai respon, pihak sekolah dan SPPG segera menarik sisa makanan untuk mencegah kasus serupa dan melakukan edukasi kebersihan di wilayah sasaran lainnya, yaitu SD Bulakan, Kriwen, dan Dukuh.
Program MBG sendiri bertujuan meningkatkan gizi siswa melalui penyediaan makanan sehat, tetapi insiden ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan kualitas kontrol dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah perbaikan, seperti pelatihan bagi petugas masak dan pengawasan ketat, sedang disusun untuk memastikan makanan yang disajikan aman dan berkualitas.
Pihak Kodim 0726 Sukoharjo, sebagai pengelola SPPG, menyatakan komitmennya untuk memperbaiki proses dan terus mendukung kesehatan siswa melalui program ini.
Insiden ini menjadi pelajaran berharga bahwa penyediaan makanan di sekolah tidak hanya tentang memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga memastikan standar kebersihan dan keamanan tertinggi.
Melalui evaluasi dan perbaikan, diharapkan Program Makan Bergizi Gratis dapat memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan dan kesejahteraan siswa tanpa mengorbankan keselamatan mereka.***