Meski Hanya Setinggi 50 cm, Tsunami Tetap Berbahaya! Ini Bedanya Tsunami dan Ombak Biasa

 

Meski Hanya Setinggi 50 cm, Tsunami Tetap Berbahaya! Ini Bedanya Tsunami dan Ombak Biasa
Tsunami kecil di Tehoru, Maluku Tengah, 2021, membawa dampak besar meski hanya setinggi 50 cm. (Sumber: Instagram/infogempadunia)

KitaNKRI.com - Tsunami sering kali disalahpahami sebagai gelombang biasa yang dihasilkan oleh angin, padahal kekuatannya sangat berbeda dan jauh lebih destruktif.


Pada gelombang yang disebabkan angin, air hanya didorong dari permukaannya saja, menciptakan ombak yang relatif ringan.


Sebaliknya, gelombang tsunami didorong dari dasar laut, membawa massa air yang besar dan menghasilkan hantaman yang jauh lebih kuat.


Perbedaan ini dapat dilihat pada kasus tsunami di Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, pada tahun 2021.


Tsunami tersebut dipicu oleh gempa berkekuatan 6,1 yang menyebabkan longsoran bawah laut, menghasilkan gelombang setinggi 0,5 meter atau 50 cm.


Meski tampak kecil, gelombang setinggi 50 cm itu memiliki kekuatan luar biasa yang cukup untuk membalikkan kapal nelayan di pesisir.


Bayangkan, kapal berbobot besar saja bisa terbalik, apalagi manusia yang terseret oleh arus tersebut.


Dalam video yang beredar dari kejadian di Tehoru, terlihat jelas bagaimana tsunami kecil ini menghantam pesisir dengan kekuatan yang mampu melempar manusia sejauh 5-10 meter.


Kejadian ini menegaskan bahwa ketinggian bukan satu-satunya faktor yang menentukan bahaya tsunami, melainkan juga kekuatan dan massa air yang dibawa.


Tidak seperti ombak biasa, tsunami membawa energi dari dasar laut, sehingga seluruh massa air ikut terdorong, menciptakan dampak yang sangat besar meskipun ketinggiannya relatif rendah.


Fenomena ini perlu dipahami oleh masyarakat luas agar tidak meremehkan potensi bahaya dari tsunami kecil sekalipun.


Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa tsunami baru berbahaya jika ketinggiannya mencapai beberapa meter.


Namun, seperti yang ditunjukkan oleh kasus di Tehoru, gelombang setinggi setengah meter saja sudah bisa menimbulkan kerusakan serius.


Para ahli geologi dan oseanografi telah lama memperingatkan tentang bahaya tsunami dengan ketinggian yang terlihat "tidak signifikan".


Mereka menjelaskan bahwa energi yang dilepaskan oleh tsunami sangat besar karena melibatkan seluruh kolom air, bukan hanya permukaan.


Inilah yang membuat tsunami lebih mematikan dibandingkan ombak biasa yang disebabkan oleh angin.


Penting bagi masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir, untuk memahami perbedaan ini.


Dengan pemahaman yang lebih baik, tindakan evakuasi dan langkah-langkah mitigasi dapat dilakukan dengan lebih efektif.


Sebagai contoh, saat ada peringatan dini tsunami, meskipun ketinggian yang diprediksi hanya beberapa puluh sentimeter, masyarakat harus tetap waspada dan segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi.


Kejadian seperti di Tehoru harus menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa tidak ada yang namanya tsunami kecil.


Setiap gelombang yang dihasilkan oleh pergerakan dasar laut memiliki potensi untuk menjadi sangat berbahaya.


Oleh karena itu, edukasi tentang bahaya tsunami perlu ditingkatkan, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap bencana ini.


Dengan edukasi yang memadai, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana, mengurangi risiko korban jiwa dan kerusakan.


Selain itu, media juga memegang peran penting dalam menyebarkan informasi yang akurat tentang bahaya tsunami.


Informasi yang tepat dan mudah dipahami dapat membantu masyarakat memahami situasi yang sebenarnya dan mengambil tindakan yang tepat.


Kita harus bergerak bersama dalam upaya mitigasi bencana, dengan memahami bahwa ketinggian bukan satu-satunya faktor dalam menilai bahaya tsunami.


Dalam menghadapi ancaman tsunami, kesadaran dan kesiapsiagaan adalah kunci utama untuk menyelamatkan nyawa dan harta benda.***

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak